Pertumbuhan Penduduk dan Imigrasi di Kabupaten Bekasi




PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN IMIGRASI
DI KABUPATEN BEKASI










Disusun oleh             :
                                     Elisa Julia Christine Br G
                                               52416303
                                                   1IA18


     FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk bukanlah masalah yang baru untuk negara-negara di dunia khususnya di Indonesia. Banyak permasalahan yang timbul akibat pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan penambahan fasilitas. Di Indonesia sendiri, banyak daerah-daerah yang mengalami pertambahan penduduk cukup pesat, misalnya seperti di kota-kota besar Jakarta dan Bekasi.
Maka yang melandasi perkembangan penduduk di Indonesia adalah banyaknya kelahiran di bandingkan dengan kematian dan banyaknya imigran dari desa ke kota yang menumpuknya manusia di kota dan sedangkan yang di desa berkurang. Banyaknya imigran dari desa ke kota dikarenakan dikitnya atau kurangnya lapangan pekerjaan dibandingkan dengan di kota-kota yang membuat orang desa mencari makan di kota dan menyebabkan banyaknya atau menumpuknya orang di kota.

Definisi dari laju pertumbuhan penduduk itu sendiri adalah angka yang menunjukan tingkat pertambahan penduduk pertahun dalam jangka waktu tertentu. Angka ini dinyatakan sebagai persentase dari penduduk dasar. Laju pertumbuhan penduduk dapat dihitung menggunakan tiga metode, yaitu aritmatik, geometrik, dan eksponesial. Metode yang paling sering digunakan di BPS adalah metode geometrik.

1.2  Rumusan Masalah

1.    Apa pengertian pertumbuhan penduduk daerah ?
2.    Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk ?
3.    Bagaimana pertumbuhan penduduk dan imigrasi di Kabupaten Bekasi ?
4.    Apa dampak pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bekasi ?
5.    Bagaimana cara mengatasi pertumbuhan penduduk ?

1.3  Tujuan

1.    Mengetahui apa yang dimaksud dengan pertumbuhan penduduk daerah.
2.    Mengetahui faktor-faktor pertumbuhan penduduk.
3.    Mengetahui pertumbuhan penduduk dan imigrasi di Kabupaten Bekasi.
4.    Mengetahui cara menangani pertumbuhan penduduk.

1.4  Ruang Lingkup

1.    Landasan pertumbuhan penduduk daerah.
2.    Faktor pertumbuhan penduduk.
3.    Pertambahan penduduk dan imigrasi di Kabupaten Bekasi
4.    Dampak pertambahan penduduk di Kabupaten Bekasi
5.    Cara mengatasi pertambahan penduduk di Kabupaten Bekasi.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Pertumbuhan Penduduk Daerah
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran. Berdasarkan sensus tahun 2010 diketahui bahwa pertumbuhan penduduk melebihi proyeksi nasional yaitu sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) 1,49 per tahun. Jika laju pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun maka setiap tahunnya akan terjadi pertumbuhan penduduk sekitar 3,5 juta lebih per tahun. Dengan demikian, jika di tahun 2010 jumlah penduduk 237,6 juta jiwa maka di tahun 2011 bertambah 3,5 juta maka sekarang ada 241 juta jiwa lebih.
Dan jika itu terus terjadi maka semakin banyak masalah yang akan terjadi seperti pengangguran, pencurian dan lain-lain, dan itu akan mempengaruhi terhadap perkembangan sosial di masyarakat.
Perkembangan sosial adalah kemajuan yang progresif melalui kegiatan yang terarah dari individu dalam pemahaman atas warisan sosial dan formasi pola tingkah lakunya yang luwes. Hal itu disebabkan oleh adanya kesesuaian yang layak antara dirinya dengan warisan sosial itu. Dan menurut Elizabeth B. Hurlock, perkembangan sosial adalah kemampuan seseorang dalam bersikap atau tata cara perilakunya dalam berinteraksi dengan unsur sosialisasi di masyarakat.

2.2 Faktor Pertumbuhan Penduduk

Faktor-faktor pertumbuhan penduduk yang pesat bisa di akibatkan oleh :

1. Kelahiran (Natalis)
Kelahiran adalah faktor utama dari pertumbuhan penduduk, dan dapat diartikan sebagai banyaknya jumlah kelahiran penduduk setiap tahunnya dalam suatu  wilayah.




2. Migrasi Penduduk
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain, ada 2 jenis yaitu imigraasi dan emigrasi. Imigrasi adalah perpindahan penduduk dari negara lain yang mengunjungi sebuah negara. Misalnya penduduk Malaysia berpindah dan tinggal di Indonesia. Sedangkan emigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain. Jadi justru sebaliknya, misal penduduk Indonesia yang melakukan emigrasi ke Malaysia.

2.3 Kabupaten Bekasi
      Kabupaten Bekasi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Cikarang. Kabupaten ini berada tepat di sebelah timur Jakarta, berbatasan dengan Kota Bekasi dan Provinsi DKI Jakarta di barat, Laut Jawa di barat dan utara, Kabupaten Karawang di timur, serta Kabupaten Bogor di selatan. Kabupaten Bekasi terdiri atas 23 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan.
      Kabupaten Bekasi dipimpin oleh bupati Hj. Neneng Hasanah Yasin dan wakil bupati H. Rohim Mintareja yang dicalonkan oleh fraksi Golkar, yang memerintah dari tahun 2012. Neneng Hasanah Yasin adalah calon dari Partai Golkar dan H. Rohim Mintareja dari partai Demokrat. Neneng Hasanah Yasin adalah anggota DPRD jawa barat. Rohim Mintareja adalah anggota DPRD Kab. Bekasi dari Dapil DPRD Kab. Bekasi 1 yang bertugas di Komisi C. Pasangan ini cukup kuat di daerah Pebayuran, Tambun, Cibitung, Cikarang Barat, Cibarusah, terkecuali di Cikarang Selatan yang mayoritas memilih pasangan Darip Maulana dan Jejen Sayuti.
Sebagian besar wilayah Bekasi adalah dataran rendah dengan bagian selatan yang berbukit-bukit. Ketinggian lokasi antara 0 – 115 meter dan kemiringan 0 – 250 meter. Kabupaten Bekasi yang terletak di sebelah Utara Provinsi Jawa Barat dengam mayoritas daerah merupakan dataran rendah, 72% wilayah Kabupaten Bekasi berada pada ketinggian 0-25 meter di atas permukaan air laut. Berdasarkan karakteristik topografinya, sebagian besar Kabupaten Bekasi masih memungkinkan untuk dikembangkan untuk kegiatan budidaya,Terutama untuk budidaya ikan di tambak ataupun untuk budidaya hewan domestik seperti ayam dan kambing.
Jenis tanah di Kabupaten Bekasi diklasifikasikan dalam tujuh kelompok. Kelompok yang paling layak untuk pengembangan pembangunan memiliki luas sekitar 16.682,25 Ha (81,25%), yang terdiri dari jenis asosiasi podsolik kuning dan hidromorf kelabu; komplek latosol merah kekuningan, latosol coklat, dan podsolik merah; aluvial kelabu tua; asosiasi glei humus dan alluvial kelabu; dan asosiasi latosol merah, latosol coklat kemerahan, dan laterit. Klasifikasi cukup layak seluas 3.745,04 Ha (18,24%), terdiri dari jenis tanah asosiasi alluvial kelabu dan alluvial coklat kekelabuan. Sisanya sekitar 104,71 Ha (0,51%) dari jenis podsolik kuning merupakan areal yang kurang layak untuk pembangunan.

2.4 Pertambahan Penduduk di Kabupaten Bekasi
Angka laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bekasi 2011-2012, saat ini diperkirakan mencapai 4,7 persen. Angka laju pertumbuhan tersebut merupakan angka tertinggi di Provinsi Jawa Barat. Saat ini jumlah penduduk di Kabupaten Bekasi mencapai 2.781.062 jiwa.
Salah satu faktor pemicu meningkatnya laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bekasi, yakni banyaknya pasangan usia subur (PUS) yang saat ini mencapai sedikitnya 650 pasangan. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten Bekasi mencatat, dari jumlah PUS di Kabupaten Bekasi ini, mayoritas berasal dari kaum urban.
Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bekasi setiap tahunnya rata-rata mencapai 147.200 jiwa. Dari angka itu menempatkan Kabupaten Bekasi menjadi daerah tertinggi di Jawa Barat dengan laju pertumbuhan penduduk mecapai 4,7 persen.
Tingginya laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bekasi didominasi oleh kaum urban. Sedikitnya ada 64 ribu pendatang baru yang mencari kerja dan menetap di Kabupaten Bekasi setiap tahunnya.
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Bekasi Tahun 2014







                         


2.5 Imigrasi di Kabupaten Bekasi
Kota dan Kabupaten Bekasi terdata sebagai tujuan pendatang asing terbesar setelah Bandung, bukan sebagai wisatawan tapi menetap sebagai pekerja.
Ini disampaikan Kepala Kanwil Kementrian Hukum dan HAM Jawa Barat Susy Susilawati dalam Rapat Koordinasi Tim Pengawas Orang Asing (Timpora) di Bekasi, Rabu (28/9/2016).
Susy menyebutkan, Kota dan Kabupaten Bekasi memiliki data orang asing terbanyak setelah Bandung yakni berjumlah 7268 orang.
“WNA paling banyak berasal dari Jepang dengan jumlah 1320 orang, kemudian disusul Korsel mencapai lebih dari 1100 orang. Mereka umumnya berada di Kota atau kabupaten Bekasi sebagai tenaga kerja di kawasan-kawasan industri,” katanya sambil menambahkan jumlah tersebut belum termasuk WNA yang sekolah atau berkeluarga. “Belum diketahui pasti juga apakah mereka itu buruh atau pengusaha,” tambahnya.
Tingginya aktifitas orang asing di Indonesia khususnya di Kota dan Kabupaten Bekasi kata Susy tak lepas dari kebijakan pemerintah pusat. “Beberapa waktu lalu, pemerintah pusat sudah menetapkan sejumlah paket kebijakan ekonomi, termasuk bebas visa bagi 169 negara. Ini dimaksudkan untuk menarik investor dan menggenjot sector wisata,” jelasnya.
Susi melanjutkan, data per tanggal 31 Agustus 2016 sedikitnya ada 11.538 orang asing di seluruh kota kabupaten wilayah Jawa Barat. Jumlah tersebut belum termasuk dengan WNA yang beraktifitas seperti bekerja, kuliah, sekolah maupun berkeluarga.

2.6 Dampak pertambahan penduduk di Kabupaten Bekasi

Tingginya laju pertambahan penduduk Kota Bekasi menimbulkan beragam persoalan bagi Kota Bekasi. Mulai dari masalah kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, sampai transportasi, pendidikan dan kesehatan, serta interaksi sosial masyarakat.
Sampai akhir 2007, jumlah keluarga prasejahtera di Kota Bekasi tercatat sebanyak 20.448 keluarga, atau bertambah 1.700 keluarga dibandingkan dengan tahun 2006.
Begitu pula persoalan pengangguran. Hingga tahun 2006 masih terdapat 187.944 orang di Kota Bekasi yang menganggur dan sebanyak 43.742 orang lainnya sedang mencari kerja.
Persoalan juga tampak pada maraknya kasus kriminalitas di wilayah Kota Bekasi. Sosiolog dari Universitas Islam 45 Bekasi, Andi Sopandi, mengatakan, Kota Bekasi mendapat sorotan kurang menguntungkan akibat tingginya kasus kejahatan yang terjadi di wilayah ini. ”Terutama kasus narkotika,” kata Andi. ”Hampir 90 persen penghuni LP Bekasi akibat kasus narkotika,” ujarnya.
Dari catatan Kompas, sampai Oktober 2008 terdapat 3.213 kasus kriminalitas, termasuk kecelakaan dan pengaduan masyarakat, yang ditangani jajaran Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi. Padahal, selama 2007, jumlah kasus kriminalitas yang ditangani Polres Metro Bekasi ”hanya” sebanyak 3.183 kasus.
Problem lain adalah penyediaan sarana dan prasarana transportasi. Pemerintah Kota Bekasi hingga sekarang masih berkutat dengan persoalan jalan berlubang atau jalan rusak. Kerusakan di ruas Jalan Pekayon-Jatiasih-Pondok Gede sudah bertahun-tahun belum tuntas ditangani.
Hal lain yang juga menjadi persoalan kota adalah penggunaan lahan. Dari sekitar 21.409 hektar luas wilayah Kota Bekasi, sebanyak 62 persennya sudah dibangun menjadi kawasan niaga dan kawasan permukiman. Sementara lahan yang tersisa sebagai ruang terbuka hijau hanya sekitar 14 persen.



2.7 Cara mengatasi pertambahan penduduk di Kabupaten Bekasi.

-mengikuti dan melaksanakan program keluarga berencana.
-pembatasan usia perkawinan.
-menguurangi dan membatasi tunjangan bagi pegawai negri sipil.
-mengadakan program pendidikan danpenyuluhan.
-menekan tingginya tingkat transmigrasi.
-melakukan migrasi dengan merata.

-menciptakan lapangan kerja yang luas.
-pembangunan lebih intensif di daerah daerah terpencil.
-pemecahan secara otoritatif.
-meningkatkan SDM.
-pengadaan rumah susun.

BAB IV
KESIMPULAN

Pertumbuhan penduduk mempengaruhi pada perkembangan sosial dalam masyarakat. Perkembangan sosial seperti seperti kurangnya pangan, rendahnya pendidikan masyarakat dll. Cara mengatasi pembludakan pertumbuhan penduduk tersebut adalah dengan Membuat Undang-Undang yang jelas tentang umur minimum pernikahan, Program KB (keluarga berencana) dan sosialisasi pada masyarakat.

Kabupaten Bekasi sendiri merupakan salah satu kota yang pertumbuhan penduduknya sangat cepat. Masalah akibat pertumbuhan penduduk pun tak dapat dihindari oleh pemerintah. Bahkan tiap tahun, pertumbuhan penduduk tidak pernah turun presentase nya.

DAFTAR PUSTAKA





Komentar

Postingan Populer