KUALITAS FILM : 2D, 3D, 4D, 5D
Nah, setelah kita tahu apa itu sinema digital baik 2D, 3D, 4D, dan 5D. Sekarang kita beralih bagaimana kualitas film dengan versi-versi tersebut.
Sinema digital hanya berbeda dengan sinema konvensional
dalam hal visualisasi dan suara. Visualisasi sinema
digital sudah sangat jernih seperti anda melihat gambar bergerak di televisi,
sementara sinema konvensional yang menggunakan media pita seluloid, memiliki struktur visualisasi berupa titik-titik. Untuk
kualitas suara, sinema digital menggunakan sistem suara surround (biasanya Dolby
Surround) dan kualitas suara sudah
ditingkatkan. Sementara sinema konvensional, sudah menggunakan sistem suara
surround, tetapi kualitas suara yang dihasilkan jauh berbeda dengan sinema
digital.
1.
Sinema Digital : 2D
Ciri
khas film berformat teknologi 2D ini adalah tidak adanya benang halus,
suaranya yang bagus, warnanya lebih cerah, dan tajam. Bagian-bagian
adegan yang tersensor (dengan cara potong adegan) lebih halus ketimbang format
biasa, bahkan seperti tidak tersensor potongan adegan tersebut. Secara umum,
format 2D ini memiliki gambar yang lebih halus layaknya kita menonton DVD di
rumah dengan kualitas suara yang bagus. Kemudian, dalam hal memberikan
pengalaman kepada penontonnya, film dengan teknologi 2D ini hanya menawarkan
Audio dan Video saja guys. Yaa.. seperti layaknya film pada umumnya. Tapi
tentunya dengan kualitas yang lebih bagus dari film dengan format biasa. Namun
sayangnya, film dengan format 2D ini memiliki kekurangan, yaitu resolusinya
yang tidak sebesar format biasa, karena apabila semakin lebar resolusinya maka
akan semakin gepeng layarnya. Contoh : Animasi Sinchan, One Piece, Dragon Ball,
dll.
2.
Sinema Digital : 3D
Film
berformat 3D ini merupakan tanda dari kemajuan dan kecanggihan teknologi kita
saat ini. Untuk pertama kalinya, ketika film dengan format ini muncul, kita
diharuskan menggunakan kacamata khusus untuk menontonnya. Hal ini karena film
dengan teknologi ini diputar dengan tampilan 2 proyektor yang membuat gambar
seolah-olah keluar dari layar. Ini membuat FillerX yang menontonnya merasakan
efek nyata dari film yang FillerX tonton. Sebelumnya, hanya film animasi saja
yang ada teknologi 3D nya. Tapi, dengan berkembangnya kecanggihan CGI, maka
film biasa seperti live action pun sudah berformat 3D. Contoh : Hampir sebagian
besar film Hollywood menggunakan format film 3D.
3.
Sinema Digital : 4D
Sebenarnya,
film berteknologi 4D ini tidak jauh berbeda dengan film berteknologi 3D. Hanya
saja letak perbedaannya pada efek yang ditimbulkan. Jadi efeknya itu adalah
kursi yang bergoyang, efek asap, efek angin yang berembus, efek hujan (air yang
menyiprat), efek gelembung, dan efek yang menimbulkan suasana yang disesuaikan
dengan film yang sedang diputar. Seperti, ketika adegan gempa bumi, maka
kursi yang kita duduki akan bergetar. Saat adegan salju, AC tiba-tiba semakin
dingin dan saat adegan di padang pasir heater dapat memanas yang membuat kita
seolah-olah berada di sana. Dengan adanya efek-efek tersebut, akan membuat
FillerX yang menonton merasakan pengalaman yang nyata dengan film tersebut.
4.
Sinema Digital : 5D
Nah,
kalo yang di film 5D ini tambahan efeknya ialah menimbulkan bau. Misalnya, bau
asap, bau air, dan lain-lain. Di samping itu, efek salju yang dikeluarkan
benar-benar menyerupai salju yang turun dari langit-langit.
DAFTAR PUSTAKA :
SUMBER GAMBAR
www.google.co.id
www.google.co.id
Komentar
Posting Komentar